Coba kita kembali melihat skema nada-nada yang ada pada sebuah harmonika diatonik.
Kita ambil contoh, pada sebuah harmonika diatonik kunci C, lubang ke 3 bila ditiup akan menghasilkan nada G, sedangkan bila disedot akan menghasilkan nada B. Di antara dua nada itu ada beberapa nada yang hilang. Nah, dengan menggunakan teknik Bending, kita bisa mendapatkan nada-nada yang hilang tersebut.
Dengan asumsi bahwa Anda sudah memiliki pengetahuan soal nada dan interval nada, sebetulnya bisa dikatakan demikian: teknik Bending adalah sebuah teknik bermain harmonika, untuk mendapatkan nada-nada yang hilang, di antara DUA nada yang tersedia dalam 1 lubang, yang memiliki SELISIH/JARAK/INTERVAL nada. Perlu dipahami bahwa penerapan teknik Bending pada lubang tertentu, akan selalu menghasilkan nada yang lebih rendah daripada nada tertinggi yang dapat dihasilkan pada lubang tersebut.
[Pada contoh sebelumnya, bisa dipahami seperti ini :
Lubang ke 3 menghasilkan nada tertinggi yaitu nada B (sedot), sedangkan nada terrendahnya adalah nada G (tiup). Dua nada ini mempunyai selisih sebesar 2 nada (B ke A = 1 nada, A ke G = 1 nada), sehingga dengan teknik Bending, kita bisa membunyikan nada yang lebih rendah dari nada B. Dalam hal ini sebenarnya ada 3 nada KROMATIS yang bisa dihasilkan, yaitu nada A#, A dan G#.]
>> PRINSIP DASAR BENDING <<
Ketika seorang pemain harmonika melakukan teknik Bending, sebenarnya dia sedang mengendalikan aliran udara yang mengalir melewati reed. Pengendalian yang dimaksud adalah pengendalian terhadap arah aliran dan kekedapan udaranya. Bayangkan Anda sedang meminum air menggunakan sedotan. Atau mungkin perhatikan sebuah alat suntik ketika seorang dokter mengambil darah Anda. Proses seperti itulah yang terjadi ketika Anda melakukan Bending. Satu kondisi yang mutlak dipenuhi adalah soal kekedapan udara. Pernahkah Anda meminum air dengan menggunakan sedotan bocor? Susah sekali bukan? Nah, sama juga saat Anda melakukan Bending, Anda harus menjaga supaya aliran udara dalam rongga mulut dan harmonika tidak bocor, alias kedap. Tetapi tidak hanya itu saja. Anda juga harus dapat mengendalikan arah aliran udara yang mengenai reed, dengan mengubah kombinasi posisi lidah, bibir dan rongga mulut.
>> APA YANG SEBENARNYA TERJADI? <<
Ada dua jenis Bending, yang pertama adalah Bending sedot (Draw Bend), yang kedua adalah Bending tiup (Blow Bend). Dari namanya sudah jelas, bahwa Draw Bend diterapkan pada reed sedot, sedangkan Blow Bend pada reed tiup. Namun Anda mungkin akan merasa heran saat mengetahui proses yang sebenarnya terjadi. Ketika Draw Bend dilakukan, reed yang bergetar dan menghasilkan suara justru reed tiup, dan ketika Blow Bend dilakukan, sebaliknya, yang bergetar dan berbunyi adalah reed sedot. Inilah yang perlu dipahami, kaitannya dengan arah aliran udara seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Kedengaran aneh? Kalau tak percaya, mari kita simak video dari sang maestro harmonika diatonik, Howard Levy, berikut ini :
Nah, sekarang Anda sudah mendapatkan gambaran mengenai proses yang terjadi saat teknik Bending dilakukan. Berikutnya, akan saya bahas mengenai cara-cara dasar melakukan teknik Bending. Tentunya di tulisan saya selanjutnya. Jadi silakan terus menyimak...!
videonya ga bisa mas.
ReplyDeleteSudah saya perbaiki tautannya mas..silakan dicoba lagi..terima kasih sudah mengingatkan saya..
DeleteSalam Sedot Sebul!
mas mau nanya, kenapa harmonica saya yg kunci A lebih mudah dibending drpd kunci c ya
ReplyDeleteDear Mas Unknown :p
DeleteKalau boleh tahu, harmonika yang kunci C itu merk & tipe nya apa, lalu yang A merk & tipe nya apa? Siapa tahu pengaruh dari merknya. Btw, sebenarnya secara prinsip sih, harmonika kunci A lebih mudah di Blow bend dibanding kunci C. Tapi kalau Draw bend lumayan lebih berat daripada kunci C, karena reed nya lebih panjang.
Gitu masbro....