Wednesday, September 30, 2015

Jakarta Harpist @ Indonesia Morning Show, NET TV

Aduy...
Setelah pernah mendapatkan kesempatan untuk menyebarkan virus harmonika lewat radio, yaitu di stasiun radio D Fm dan RRI Pro 2, teman-teman Jakarta Harpist secara tidak diduga mendapatkan undangan wawancara di sebuah acara talkshow milik salah satu stasiun televisi yang sedang naik daun.

Undangan yang mendadak itu kami dapatkan setelah kami membuat acara sederhana di Pasar Santa, 3 hari sebelumnya. Salah seorang anggota grup FB Pencinta Harmonika, yang kebetulan adalah admin akun Twitter @harmonicalovers, yaitu mas Eko, memberitahu saya kalau dia dihubungi pihak NET TV tentang undangan tersebut. Dan dalam waktu singkat akhirnya teman-teman segera bergerak untuk menyiapkan diri memenuhi undangan acara talkshow "Indonesia Morning Show" di NET TV.

Andra...
Kami banyak dibantu oleh 2 orang sobat kami, yaitu Yudha "Aduy" Perdana, dan Arief "Andra" Julyandra dari komunitas Breaktime. Aduy adalah gitaris handal dan juga seorang penulis lagu, sedangkan Andra pemain bas yang ciamik. Tanpa mereka, (kalau kata teman-teman), kami hanyalah remah-remah roti...hahahaha....Jadi, terima kasih banyak buat Aduy dan Andra yang dengan luar biasa menciptakan aransemen dan iringan lagu yang super duper asyik!

Singkat kata, akhirnya setelah sempat ragu, kami memberanikan diri untuk memenuhi undangan tersebut. Total ada 5 orang perwakilan dari Jakarta Harpist, yaitu : Bagus & Sunu (admin grup FB Pencinta Harmonika), Helmy  (Jakharp), Fajri "Mehonk" Aziz (anggota Bandung Harp Project yang kini tinggal di Jakarta) dan saya sendiri.
Dan......tanpa banyak ucap, inilah rekamannya....silakan disimak!







Sunday, September 20, 2015

Nggak punya Backing Track?

Hai hai....

Pengen ngeBlues pake harmonika tapi pas lagi nggak punya backing track? Kalau di dekat Anda ada electric piano atau keyboard, kenapa  Anda tidak membuat sendiri sendiri backing track nya? Tinggal mainkan sesuai dengan selera Anda, mau irama shuffle atau basic blues, mau tempo cepat atau lambat, mau yang singkat atau yang panjang, terserah.....

Kadang saya juga begitu. Mau streaming Youtube, koneksi sedang lelet. Sedangkan koleksi backing track di handphone saya juga nggak banyak. Maklum, isinya sudah penuh. Kalau sudah begini, biasanya saya cari keyboard atau electric piano yang bisa buat ngerekam permainan kita. Kita tinggal mainkan sesuai dengan keinginan kita, daannnn....putar ulang sambil sedot sebul.....!

Nah, di bawah ini adalah contohnya...Eh, iya, ini sekalian sambil nyanyi sedikit ya...ngarang-ngarang aja lah...hehehehhehe....biar isinya nggak cuma permainan harmonika saja. Sila disimak....dan silakan dihujani dengan kritikan atau masukan.....

Salam Sedot Sebul!

Sunday, August 30, 2015

Contoh pola Chugging

Hai hai....Kali ini saya ingin mengajak teman-teman untuk belajar teknik Chugging. Pada prinsipnya teknik Chugging itu menirukan suara lokomotif kereta api, namun bisa juga dimodifikasi menjadi beberapa pola lain.

Nah, pada video saya kali ini, variasi yang ingin saya bagikan menggunakan pola "Chak-a-Chak-a". Apa itu ya?

Ya, itulah rangkaian suku kata yang diucapkan sembari kita menyedot atau meniup harmonika kita. Lidah memainkan peran penting dalam memotong aliran udara, dengan menyebutkan rangkaian suku kata tersebut.

Berikut contoh pola variasi Chugging yang saya mainkan dalam video ini :

"Chak-a-Chak-a | Chak-a-Chak-a | Chak-a-Chak-a | Duuu-Duuu |"

Penerapannya sama saja saat meniup atau menyedot, bedanya, saat menyedot, kata "Chak-a" seolah diucapkan sambil menghisap udara, sementara kata "Duuu-Duuu" kita ucapkan saat meniup. Sebaliknya, saat meniup, kata "Chak-a" kita ucapkan sembari meniup, sedangkan kata "Duuu-Duuu" kita ucapkan sambil menghisap. Ini perlu dilakukan karena sebenarnya bermain harmonika pada prinsipnya sama seperti kita bernafas. Kita tak bisa terus menerus menyedot, tanpa meniup, karena paru-paru kita akan keburu penuh dengan udara. Begitu juga saat meniup, kita tak bisa melakukannya terus menerus, karena paru-paru kita akan keburu kehabisan udara. Nah, dalam contoh pola di atas, kata "Duuu-Duuu" menjadi semacam mekanisme penyeimbang. Saat kita menyedot, "Duuu-Duuu" menjadi mekanisme pembuang udara, sedangkan saat meniup, menjadi mekanisme pengambil udara.

Bingung? Coba kita lihat pola berikut ini :

# Menyedot :

"Chak-a-Chak-a | Chak-a-Chak-a | Chak-a-Chak-a | Duuu-Duuu |"
         (sedot)                 (sedot)                  (sedot)              (tiup)

Meniup :

"Chak-a-Chak-a | Chak-a-Chak-a | Chak-a-Chak-a | Duuu-Duuu |"
         (tiup)                     (tiup)                     (tiup)              (sedot)

Cobalah dengan tempo yang sangat lambat, lalu makin lama makin dipercepat.

Baiklah, selamat mencoba, semoga berguna ya! Salam Sedot Sebul!

Thursday, August 27, 2015

Woles Selow Blues

Oke!
Sekali-sekali nyobain belajar main gitar sambil main harmonika juga. Kira-kira bisa nggak ya? Nah, karena bingung mau nyanyi lagu apa, akhirnya saya mencoba bikin lagu sendiri...
Judulnya "Woles Yang Nggak Bisa Dibawa Selow"..hhahahahaha.....biar dibilang kekinian dikit lah....

Dan, ternyata main harmonika sambil memetik gitar itu susahnya minta ampun! Mulut saya bersusah payah "mengejar" harmonika yang terpasang di holdernya. Sampai monyong-monyong pun kadang masih belum bersih single note nya...

Baiklah, tanpa banyak ucap, silakan disimak video berikut ini dan silakan hujani dengan kritikan...saya terima seikhlas-ikhlasnya...hahahahahhaa....

Wednesday, August 19, 2015

Mengenal Suzuki Olive

Seperti yang pernah saya utarakan, berkat seseorang yang sangat istimewa, saya berkesempatan untuk memiliki Suzuki Olive yang penampakannya kelihatan menggoda itu. Nah, kali ini saya ingin memberikan sedikit ulasan mengenai Olive, ketika digunakan untuk memainkan alunan melodi Blues.

Menurut saya, Suzuki Olive masih kurang "gahar" dan "nakal" untuk bermain Blues. Suaranya cenderung hangat, dan kurang kotor. Mungkin lebih cocok untuk memainkan lagu-lagu bernuansa Jazz. Cuma, suaranya yang empuk masih enak lah untuk memainkan Slow Blues. Mudah di-bending dan akurat nadanya.

Menggenggam Olive buat saya nyaman-nyaman saja. Seperti produk Suzuki yang lain, ergonomi memang sangat diperhatikan. Posisi bibir juga enak saja ketika mencumbui Olive ini...heheheheh...

Singkat kata, menurut saya Suzuki Olive masih kurang nakal untuk bermain Blues dan cenderung pas untuk memainkan lagu Jazzy. Akurasi nada yang pas, enak untuk memainkan lead melody.

Cuma yah, harganya lumayan juga buat kantong saya.....wkwkwkwkwk....

Tuesday, June 23, 2015

Cinta Dalam Harmonika

Hai hai....apa kabar?

Kali ini saya sedang berbahagia menikmati cinta...Ya, cinta yang ternyata saya temui pula dalam dunia per-harmonika-an...
Jadi ceritanya, seseorang yang istimewa memberikan saya kesempatan untuk boleh memiliki salah satu harmonika diatonik idaman saya, yaitu Suzuki Olive (C-20). Sampai hari ini saya belum berani memberikan ulasan tentangnya, tapi jangan kuatir, segera akan saya buat.

Namun yang menarik perhatian saya adalah tentang kisah di balik pembuatan Suzuki Olive tersebut. Kita tahu bahwa harmonika merk Suzuki dibuat oleh tuan Manji Suzuki dari Jepang sono....Nah, beberapa tahun yang lalu, untuk memperingati dedikasi tuan Manji Suzuki dalam membuat harmonika, diproduksilah sebuah harmonika diatonik yang diberi nama sesuai dengan nama beliau, yaitu Suzuki Manji (M-20). Saya sudah pernah menulis artikel tentang Manji ini, dan memang kualitasnya sangat yahud. Banyak pemain profesional yang menggunakan Suzuki Manji ini.

Ternyata, ada kisah lain di belakang itu semua. Tuan Manji Suzuki rupanya juga mengalami kehilangan yang amat mendalam akibat ditinggal oleh sang istri tercinta. Kalau tidak salah sekitar tahun 2012, sang istri meninggal dunia, dan tuan Manji Suzuki sangat terpukul. Dan demi mengabadikan cintanya pada sang istri, maka diproduksilah sebuah harmonika diatonik yang sangat mirip dengan Manji. Demi cintanya pula, maka harmonika itu diberi nama sesuai dengan nama mendiang sang istri, yaitu : OLIVE.

Nama itu mencerminkan kecantikan yang luar biasa, dan Suzuki Olive pun menunjukkan kecantikan yang tak terbantahkan. Meski sama-sama menggunakan Comb dari bahan komposit campuran kayu dan resin, seperti Suzuki Manji, namun Suzuki Olive memiliki  stainless steel cover plate  yang cantik, berwarna hijau metalik. Mencerminkan cinta tuan Manji Suzuki kepada sang istri.

Nah, karena saya sudah berhasil memiliki sebuah Suzuki Manji, dan kini sebuah Suzuki Olive, rasanya itu seperti memandangi sebuah dedikasi dan pernyataan cinta yang mendalam antara  tuan Manji Suzuki dan istrinya itu. Kalau sudah begini, memainkan keduanya tentu akan lebih membuat saya terhanyut dalam cinta itu......hihihiiihi........sedikit lebay gapapa yah......



*special thanks goes to someone special who gave me the chance to have this baby

Tuesday, February 10, 2015

Harmonika Mahal = Mainnya Bagus?

Suatu hari saya mendapatkan pertanyaan dari seorang teman, yang cukup menggelitik saya.
Pertanyaannya adalah seperti ini : "Kenapa hampir dalam setiap video, Papa Monique selalu menggunakan harmonika yang harganya lumayan mahal? Kenapa tidak menggunakan harmonika yang murah?"

Berdasarkan pertanyaan itu saya jadi berpikir, apa jangan-jangan banyak orang menganggap bahwa permainan harmonika yang bagus itu mutlak ditentukan dari mahal murahnya harmonika yang digunakan, atau dari bagus tidaknya harmonika itu?

Eh, tapi bukan berarti permainan saya bagus lho...hehehehe.....Dan bukan berarti pula saya mau pamer harmonika mahal. Justru ketika awal saya belajar, saya hanya punya beberapa harmonika diatonik kelas bawah. Saya hanya ingin membuktikan bahwa kualitas permainan harmonika seseorang tidak mutlak ditentukan oleh bagus tidaknya,atau mahal murahnya harmonika yang digunakan.

Oleh karena itu saya mencoba membandingkan dua merk harmonika yang beda harganya bagaikan langit dan bumi :p  Harmonika yang pertama adalah Hohner MarineBand Deluxe, yang sudah pasti berharga di atas Rp. 500.000,-. Sedangkan yang berikutnya adalah Angel keluaran lama, yang ketika saya beli harganya hanya Rp. 79.000,- Keduanya memiliki kunci yang sama, yaitu kunci F, dan saya gunakan untuk jamming dengan backing track yang sama pula.

O ya, sebagai catatan, harmonika diatonik merk Angel keluaran lama masih terjaga akurasi nadanya bila dibanding dengan produksi mulai sekitar tahun 2012. Seperti yang sudah pernah saya tulis dalam artikel di blog ini, Angel keluaran baru sangatlah parah kualitasnya.

Nah, tanpa perlu berpanjang lebar lagi, saya persilakan Anda menyimak video saya ini, dan ambillah kesimpulan sendiri.....hehehehe....

Salam Sedot Sebul!




Primbon Posisi Harmonika Diatonik

Hei!
Apakah Anda mengalami kebingungan ketika hendak menentukan nada dasar saat memainkan harmonika diatonik Anda?

Nah, mungkin saya bisa sedikit membantu Anda. Silakan cermati tabel yang saya buat ini. Dengan tabel ini Anda dapat dengan mudah menentukan nada dasar permainan musik Anda, terkait dengan kunci harmonika diatonik yang Anda miliki. Di kolom sebelah kiri adalah kolom yang menunjukkan kunci harmonika diatonik Anda.
Sedangkan kolom-kolom berikutnya adalah kolom yang menunjukkan posisi bermain harmonika, dan nada dasar yang dapat Anda peroleh dengannya.
Harap diingat, pada posisi pertama, nada dasar didapat dari lubang 4 TIUP. Posisi ke dua, dari lubang 2 SEDOT. Posisi ke tiga,dari lubang 4 SEDOT.

Saya hanya membuat sampai pada posisi 3, karena terus terang ke tiga posisi itulah yang baru bisa saya kuasai. Maklum, namanya juga masih terus belajar.

Nah, silakan simpan tabel ini, atau kalau perlu dicetak dan disimpan di dalam dompet (heheheh....). Sehingga sewaktu-waktu Anda kebingungan menentukan nada dasar, Anda hanya perlu melihat primbon ini. Hahahahaha....!

Semoga berguna ya!

Salam Sedot Sebul!!!

Friday, January 30, 2015

Blues Nol Kilometer with Harmonika Jogja

Januari 2015 merupakan bulan yang sangat menyenangkan buat
saya karena saya berkesempatan untuk dapat bertemu dengan teman-teman Pencinta
Harmonika yang ada di kota Jogja,di sela-sela perjalanan dinas saya.
Harmonika Jogja adalah sebutan bagi komunitas pencinta
harmonika yang ada di kota Gudeg ini. Miriplah dengan Jakarta Harpist itu,
heheheh…Meski beberapa kali saya sudah pernah bertemu dengan teman-teman pencinta harmonika
yang di Jogja, namun kali ini ternyata bukan mereka yang saya temui. 
Saya kebetulan menginap di daerah Prambanan, yang letaknya
lumayan jauh dari kota Jogja. Tapi ada satu orang sobat harmonika yang kekeuh
mau menjemput saya, namanya bro Harry. Yang lebih edannya, dia ini nge-kost di
Solo, tapi tetap mau ikut kopdaran harmonika di Jogja! Bahkan ternyata, bersama
Pay (Satria Rifai), bro Harry termasuk salah seorang yang menggagas dimulainya
pertemuan rutin harmonika di Jogja. Luar biasa!
Nah, pada hari Minggu, 25 Januari 2015 yang lalu, ketika
kebetulan saya sedang “off”, saya dijemput Harry dan kami segera meluncur ke
TKP kopdar, yaitu di Taman Budaya. Letaknya di belakang pasar Beringharjo yang
terkenal itu. Jam menunjukkan pukul 3 sore dan  hanya ada  kami berdua, menunggu selama sekitar 30
menitan. Lalu muncul seseorang yang mengendarai motor dengan memanggul tas
gitar besar. Setelah diamat-amati, ternyata itu adalah masbro Akaa!
Yak! Saya yakin beberapa dari Anda pernah melihatnya di
salah satu ajang lomba mencari bakat di televisi. Bila Anda penasaran, silakan
klik tautan ini untuk melihat cuplikannya di Youtube.
Berikutnya adalah pak Irwan, seorang pelukis sketsa yang
sangat berbakat. Dengan tampilannya yang khas dan unik, beliau segera menyambut
kami. Tak lama bergabung teman-teman lain seperti Tegar (dan pacarnya), Ardi
dan Enggal. Enggal inilah yang beberapa waktu lalu membuat film dokumenter
tentang harmonika sebagai satu persyaratan tugas kuliah dan diunggah di
Youtube.
Seperti biasa, sedot sebul segera dilakukan! Dan setelah
sekitar 3 jam nongkrong, kami semua kelaparan. Sepakat untuk mencari makan,
kami pindah tempat dan meluncur ke arah Kantor Pos Besar, di utara alun-alun.
Yang dituju ternyata sebuah warung angkringan sederhana. Yah, namanya sedang
“guyub” (bahasa Jawa, artinya : akrab), di sela-sela makan malam dan
setelahnyapun kami masih saja sedot sebul, nyanyi-nyanyi dan ketawa-ketawa.
Terutama karena ada mas Akaa Mapan yang (asliiiii) kocak banget!!!!
Seusai makan, tiba-tiba ada ide untuk pindah tempat (lagi!)
ke Nol Kilometer. Nol Kilometer yang dimaksud adalah ujung jalan Malioboro,
persis di perempatan lampu merah Kantor Pos Besar dan Benteng Vredenburg.  Lokasi itu sangat ramai dengan orang-orang
yang sedang nongkrong, meski hujan baru saja reda. Nah, di situlah kami punya
ide untuk membuat satu video singkat, merekam semua peserta kopdar yang sedang
bermain harmonika. Berikut ini videonya.



Tak terasa sudah jam 10 malam! Karena esoknya saya masih
harus bekerja lagi, maka saya segera pamit. Sedih juga ketika harus mengakhiri
keakraban dan kehangatan bersama teman-teman Pencinta Harmonika di Jogja.  Namun di mana ada pertemuan, di situ juga
pasti ada perpisahan. Sungguh bersyukur saya berkesempatan untuk bertemu dengan
mereka. Melalui artikel ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
untuk sobat-sobat Harmonika Jogja yang telah menerima saya dengan hangat.
Terima kasih untuk Pak Irwan, Tegar, Ardi, Enggal dan mas Akaa. Terima kasih
special untuk Harry yang sudah bersedia mengantarjemput saya, meski dia sendiri
berdomisili di SOLO!
Wow, semuanya spesial dan saya tak bisa berkata-kata lebih
banyak lagi! Semoga pertemuan rutin Harmonika Jogja terus berlangsung dan makin
dapat membuat sobat semua saling melengkapi dalam belajar memainkan harmonika.
Terima kasih Harmonika Jogja, dan sampai jumpa lagi!!!


Salam Sedot Sebul!


Saturday, January 17, 2015

Jakarta Harpist @Community Hour RRI Pro2FM

Wooohooo...Gerilya Harmonika dimulai lagi...
Kali ini saya bersama dengan beberapa teman mendapat undangan wawancara langsung di RRI Pro 2, dalam sebuah acara yang bertajuk "Community Hour".

Mewakili Jakarta Harpist (Twitter : @Jakartaharpist), ternyata kamilah yang diundang pertama kali di acara ini, di tahun 2015 (hahahah..bangga sedikit lah!). Tadinya kami akan datang berempat, yaitu saya sendiri, Sunu, Rama dan Putut. Namun mendadak Sunu tidak bisa, sehingga kami hanya datang bertiga.

Tapi meski demikian, tak mengurangi semangat kami dalam bergerilya harmonika. Dipandu oleh mbak Mariana dan mas Ferli, setiap pembicaraan berlangsung dengan sangat cair. Pokoknya menyenangkan, deh!

Terima kasih buat RRI Pro 2 yang telah mengijinkan kami ikutan on-air dan terima kasih juga buat mbak Mariana dan mas Ferli yang telah menyambut kami dengan hangat! Semoga berikutnya ada kesempatan bergerilya lagi di radio lain, atau bahkan di stasiun TV lain....wooohhooo....!!!

Salam Sedot Sebul!


*Oh iya, artikel dari RRI Pro 2 tentang wawancara ini bisa dilihat di tautan ini.


Segara Harmonika....!

Oi...Selamat Tahun Baru 2015 dulu lah ya...! Maaf baru sempat nulis lagi nih...

Artikel kali ini berisi tentang salah satu usaha dalam rangka mengenalkan alat musik Harmonika kepada orang banyak. Usaha kali ini dilakukan oleh masbro Segara "Ega", putra dari penyanyi kenamaan, mas Ebiet G.Ade.

Rupanya masbro Ega yang adalah seorang penyanyi ini  juga memainkan harmonika dalam salah satu (atau beberapa?) lagunya...Dalam video singkat di bawah ini, mas Ega dengan cukup jelas menjelaskan tentang harmonika kromatik. Wah, koleksinya lumayan, ada Hohner CX12 dan Suzuki CX-48 kalau tidak salah.

Well, senang bila melihat ada orang yang juga mengenalkan instrumen unik ini kepada khalayak umum. Semoga harmonika makin dikenal oleh masyarakat Indonesia. Sekali lagi ijinkan saya menguacapkan terima kasih kepada masbro Ega yang telah membuat video berikut ini.

Sila disimak!

Salam Sedot Sebul!!!