Monday, August 19, 2013

Posisi Dalam Bermain Harmonika Diatonik : Crossharp/2nd Position

Blessing in Disguise…

Mungkin jargon tersebut cukup dapat mewakili munculnya sebuah terobosan baru dalam bermain harmonika diatonik. Seperti yang sudah pernah saya jelaskan, sebuah harmonika diatonik dibuat dengan susunan nada yang disebut : Richter Tuning, dimana ada beberapa nada yang dianggap “hilang”. Hilangnya beberapa nada ini sempat dianggap sebagai sebuah kecacatan.

Namun saat harmonika diatonik diboyong dari Eropa ke Amerika Serikat, dan segera menjadi salah satu alat musik yang popular di kalangan orang kulit hitam, muncullah sebuah fenomena ajaib. Asal tahu saja, orang-orang kulit hitam Amerika pada awal abad ke 20 adalah kalangan yang dianggap rendah, terpinggirkan dan lekat dengan cap Budak. Musik Bluespun sebenarnya muncul dari kalangan ini. Blues kebanyakan bercerita tentang ratapan, kesedihan, pergumulan namun juga pengharapan akan hidup yang lebih baik, di tengah-tengah realita kondisi kehidupan mereka sebagai budak dan kaum marjinal.

Nah, alih-alih menggunakan cara bermain (posisi bermain) yang dominan dengan nada Tiup, orang kulit hitam Amerika menggunakan posisi bermain yang dominan dengan nada Sedot.Root Note atau nada dasarnya dimulai dari lubang ke 2 sedot. Kebetulan juga susunan nadanya sangat pas dengan tangga nada Blues, yaitu adanya nada 7th flat, atau dalam solmisasi disebut “Sa” (Nada Si, turun ½).

Posisi ini disebut 2nd Position, atau juga lazim disebut dengan Crossharp position. Bila kita menggunakan harmonika diatonik kunci C, makan dengan posisi Crossharp, artinya kita bermain dalam kunci G. Untuk mudahnya, bila Anda  mencari kunci pada posisi kedua, cukup tambahkan kunci yang tertulis pada harmonika Anda, dengan 4 nada berikutnya (mengikuti aturan tangga nada mayor). Misalnya, Anda akan menggunakan  posisi Crossharp dengan harmonika kunci D, maka artinya Anda akan bermain dalam nada dasar  D ditambah 4 nada berikutnya : E = F# - G = A .Ya! Berarti nada dasarnya adalah A
Jangan lupa, tanda “=” menunjukkan interval 1 nada, sedangkan “-“ artinya interval ½ nada (interval pada tangga nada mayor). 

Perlu saya tekankan, posisi ini memang paling cocok untuk memainkan lagu-lagu Blues. Nada-nada yang didapat melalui teknik Bending sangatlah menjadi ciri khas permainan Blues Harmonica.
Teknik inilah yang kemudian membuat harmonika diatonik memiliki keunikan tersendiri yang mampu membius banyak orang.  Apalagi jika digabungkan dengan teknik hand-cupping, maka sebuah harmonika diatonik dapat menghasilkan suara “melolong”, mirip lolongan serigala yang mampu membuat kecut hati (atau malah jadi galau?!?!).

Susunan tangga nada Blues yang dapat diperoleh dengan menggunakan posisi Crossharp adalah sebagai berikut :

Sementara itu silakan menyimak video tutorial yang sudah saya buat, untuk sekedar menjadi tambahan penjelasan. Namun mohon maaf sekali lagi bila volumenya terlampau kecil. Semoga berguna, ya...

 Salam Sedot Sebul!

Friday, August 9, 2013

Posisi dalam Bermain Harmonika Diatonik: 1st Position

Menakjubkan!

Mungkin itu yang bisa mewakili perasaan saya ketika pertama kali berkenalan dengan harmonika diatonik. Bagaimana tidak, setelah membaca berbagai artikel, dan melihat video di sana-sini, saya tercengang mengetahui fakta bahwa alat musik sekecil itu bisa memainkan berbagai macam kunci/nada dasar. Padahal sebelumnya, saya berpikir, sebuah harmonika diatonik hanya bisa memainkan satu nada dasar saja, yaitu nada dasar yang tertulis di badannya. Fiiuuhhh....bahkan dengan teknik bermain tingkat dewa yang sering disebut teknik Overbend, kita bisa memainkan lagu dengan SEMUA nada dasar, termasuk nada dasar kromatik!

Yah, rahasianya terletak pada hal yang kita sebut dengan Posisi Bermain. Mirip dengan piano, kitapun sebenarnya bisa memainkan sebuah lagu dalam beberapa nada dasar, dengan cara mengubah posisi bermain kita. Posisi yang dimaksud di sini adalah posisi atau letak nada dasar/nada akar (rootnote) kaitannya dengan lubang-lubang pada harmonika, dan cara membunyikannya (sedot/tiup). Ada beberapa posisi bermain harmonika diatonik, namun kali ini saya ingin membagikan sekilas mengenai posisi pertama, atau yang dalam bahasa Inggris disebut 1st Position, atau juga Straight Harp.

Dengan menggunakan posisi pertama ini, berarti kita bermain dalam nada dasar seperti yang tertulis pada badan harmonika diatonik yang kita pakai. Misalkan, pada sebuah harmonika diatonik, ada tertulis kunci C. Bila kita menggunakan posisi pertama, berarti kita bermain dalam nada dasar do=C. Rootnote atau nada dasarnya terletak di lubang 1 tiup, lubang 4 tiup, lubang 7 tiup dan lubang 10 tiup. Ada 3 oktaf yang dapat kita mainkan, yaitu oktaf bawah, oktaf tengah dan oktaf atas. Namun hanya pada oktaf tengahlah, dapat kita temui nada-nada diatonis lengkap yang terangkai dalam tangga nada Mayor. Istilah gampangnya : SOLMISASInya lengkap, yaitu: do-re-mi-fa-so-la-si-do.

Pada oktaf bawah dan oktaf atas, akan ditemui fakta bahwa kita "kehilangan" beberapa nada. Misalkan, pada oktaf bawah,  kita kehilangan nada "fa" dan nada "la". Begitu juga pada oktaf atas, nada yang hilang adalah "si". Sebagai informasi, nada-nada yang "hilang" tadi dapat diperoleh dengan menggunakan teknik Bending, baik Bending Sedot (drawbend) maupun Bending Tiup (blowbend). Namun untuk pemula, saya rasa menggunakan oktaf tengah saja sudah cukup, mengingat semua nada diatonis tersedia di sana.

Diagram sederhana dari susunan nada dengan menggunakan posisi pertama adalah sebagai berikut:

Sementara, saya juga telah membuat sebuah video tutorial (amatir) mengenai posisi pertama ini. Video ini saya unggah sebagai sebuah alat bantu yang diharapkan dapat memberi pemahaman yang lebih baik, karena ada dimensi audio visualnya.

Semoga membantu ya...tapi mohon maaf, bila kualitas videonya kurang baik. Maklum, saya hanya menggunakan sebuah handycam sederhana. Untuk posisi yang lain, tunggu saja tulisan saya berikutnya.



SalamSedotSebul!