Monday, March 24, 2014

Suzuki Manji

Kali ini saya ingin memberikan sedikit ulasan mengenai salah satu harmonika diatonik yang diproduksi oleh Suzuki. Harmonika ini diberi nama "Manji", sesuai dengan nama depan sang pemilik perusahaan pembuatnya, yaitu Manji Suzuki, yang telah membuat harmonika sejak 70 tahun yang lalu. Rupanya pemberian nama tersebut adalah sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi tuan Manji Suzuki dalam membuat harmonika.

Harmonika diatonik berkode M-20 ini boleh dibilang adalah salah satu harmonika kelas wahid yang diproduksi oleh Suzuki. Dibuat dengan comb yang berbahan komposit (bukan kayu, dan bukan pula plastik), Manji memiliki bentuk cover plate yang menurut saya cantik. Disainnya yang membulat, membuat Manji sangat nyaman di bibir. Untuk urusan harga, Suzuki Manji bisa Anda dapatkan dengan harga di bawah Rp. 600.000,- (lebih murah dari Hohner Crossover yah...:p).

Karakter suara Manji bisa dikatakan mendekati suara harmonika diatonik dengan comb yang terbuat dari kayu. Untuk bermain musik Blues, Manjipun tak kalah garang. Menurut saya, Manji memiliki bobot yang lumayan berat, bila dibanding Crossover misalnya. Disain cover plate Manji memiliki dua lubang kecil di samping kanan dan kiri, yang memungkinkan sang pemain mendengar suara yang dihasilkan, jadi semacam ada "monitor" bagi sang pemain tersebut.
Namun ada seorang teman yang mengatakan bahwa cover plate Manji kurang kokoh, terutama bagian belakangnya. Kalau dilihat memang betul, sih....bagian belakang cover plate Manji sangat "mangap" namun tak ada penopang di bagian tengahnya. Volume suara yang dihasilkan memang bakalan keras, tapi menurut teman saya itu, tanpa adanya penopang di bagian belakang, cover plate Manji akan mudah "penyok".

Letak baut cover plate Manji juga agak tidak lazim. Diletakkan pada posisi yang justru maju ke depan, mendekati tepian reed plate, menurut beberapa sumber, hal ini dimaksudkan untuk menambah tingkat kekedapan udaranya (airtightness).

Secara keseluruhan, Manji memberikan pengalaman yang luar biasa bagi penggunanya. Sangat responsif, lantang, memiliki ergonomi yang pas dan harganya pun terjangkau. Di Indonesia, Suzuki Manji masih termasuk mudah untuk didapatkan di toko-toko musik terkenal seperti MG Music Store.

Jadi bagi Anda yang ingin memiliki harmonika diatonik merk Suzuki yang lebih baik dari Harpmaster atau Bluesmaster, silakan mencoba tipe Manji ini.
Dijamin tak akan menyesal! Coba saja.....


Salam Sedot Sebul!

Thursday, March 6, 2014

Musafir Harmonika (bag. II)

Setelah Purwokerto, saya masih memiliki beberapa kota untuk dikunjungi dalam rangka tugas kantor. Kota berikutnya adalah Jogja. Kota yang sudah tak asing lagi buat saya. Kebetulan pada bulan Desember 2013, saya sempat bertemu dengan beberapa teman Pencinta Harmonika. Salah satunya adalah bro Satria Rifai. Pada kesempatan kali ini saya langsung mengajak beliau untuk ketemu. Gayungpun bersambut, dia menyanggupi untuk mencarikan tempat kopdar. Pengumuman pun dia buat di grup. Pada hari yang sudah disepakati, kami akhirnya bertemu di sebuah warung (besar) angkringan prasmanan di daerah Wijilan, tak jauh dari Alun-alun.

Terjadi sebuah insiden kecil yang membuat kami agak kecewa, karena ternyata tempat yang sudah disurvey oleh Rifai, memiliki peraturan khusus soal pengunjung, yaitu pengunjung tak diijinkan memainkan alat musik. Kaget juga melihat tulisan peraturan tersebut. Namun mau dikata apa lagi?

Akhirnya sembari menunggu beberapa teman datang, kami makan dulu. Tak lama ada beberapa teman datang dan mereka juga ikut makan. Karena ada peraturan tersebut, maka kami sepakat untuk ngobrol-ngobrol saja dulu. Eh, tak dinyana, ada seorang tukang sulap yang minta ijin "mengamen"...ya sudah, daripada tak ada hiburan, maka kami menonton saja pertunjukan bapak pesulap itu. Lumayan menghibur, lah....

Namun namanya Pencinta Harmonika, kalau hanya ngobrol tanpa memainkan harmonika, pasti tak seru. Maka kami sepakat untuk pindah tempat. Ada satu tempat angkringan tak jauh dari situ, yang terletak di pelataran sebuah rumah kuno besar, dan tak ada larangan soal bermain alat musik. Akhirnya kami pindah ke tempat itu, dan nafsu sedot sebul pun bisa tersalurkan. Beberapa kali jamming singkat, dan pengunjung lain segera menoleh ke arah kami..hehehehhe...

Yang seru, 4 dari 6 peserta kopdar berasal dari satu komunitas yang sama, yaitu komunitas Free Diver. Wah, dengan semangat mereka berbagi cerita soal Free Diving ini. Saya dan Rifai hanya bisa terbengong-bengong mendengarkan cerita tentang petualangan mereka. Sungguh beruntung bisa bertemu dengan mereka, karena saya secara pribadi mendapat tambahan wawasan yang menarik.

Singkat cerita, pertemuan dengan teman-teman Pencinta Harmonika di Jogja sungguh berkesan. Arus pertukaran informasi berlangsung dengan derasnya, dan mencakup banyak hal. Saya harus mengucapkan terima kasih kepada  bro Satria Rifai atas kesediaannya mencari tempat untuk kopdar. Ijinkan pula saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dari komunitas Free Diver : Afri, Barid, dan pasangan spesial : Abri & Lya.......

Semoga lain waktu kita bisa bertemu lagi dan dengan jumlah peserta yang lebih banyak!

Terima kasih dan salam sedot sebul!!!


*Special Thanks goes to bro Afri Luhur buat foto yang terakhir....:)