Sunday, January 5, 2014

Gerilya Harmonika!!!

Melihat orang lain tertarik untuk bermain harmonika adalah suatu hal yang menyenangkan. Secara pribadi, saya mempunyai mimpi untuk dapat membuat orang lain tertarik kepada alat musik yang satu ini. Kebetulan saya juga memiliki hobi lain, yang notabene sedang dalam proses untuk dapat menjadi salah satu usaha sampingan saya, yaitu Panggung boneka (silakan klik di sini dan di sini). Jujur ini sekalian promosi, lho...hahahaha...:)

Nah, biasanya dalam setiap pentas, saya dan tim selalu mengadakan aktivitas interaksi bersama dengan audiens, dalam hal ini anak-anak. Permainan seru adalah contohnya. Tak lupa di akhir pentas kami memberikan hadiah kepada para pemenang permainan. 

Suatu waktu, terbersit dalam benak saya sebuah pertanyaan : "Hei, kenapa tidak kau berikan saja hadiah berupa harmonika kepada anak-anak itu?

Pertanyaan yang sungguh menyadarkan saya bahwa (betul juga) itu dapat menjadi celah untuk menularkan virus sedot sebul kepada anak-anak. Sebagai informasi, setiap kali pentas, saya tak lupa memainkan harmonika saya ketika kami mengajak anak-anak menyanyi bersama. Itupun sudah cukup menggugah rasa penasaran anak-anak terhadap harmonika. Apalagi ketika salah satu hadiah permainan yang kami berikan adalah berupa harmonika. Senang sekali ketika melihat ekspresi salah seorang anak yang mendapatkan hadiah harmonika. Teman-temannya juga tampak penasaran ingin melihat harmonika yang didapatnya.

...bersama dengan salah seorang pemenang yang mendapatkan hadiah harmonika....
Sungguh, sejak saat itu saya bertekad juga untuk memulai "gerilya" saya dalam mengenalkan dan menularkan virus sedot sebul pada anak-anak. Yah, doakan saja, semoga banyak anak yang terbius sihir ajaib harmonika dan akhirnya suatu saat nanti dapat menjadi pemain harmonika Indonesia yang handal!

...teman-teman penasaran...
Nampaknya jalan masih panjang, tapi buat saya itu adalah sebuah tantangan dan semoga virus sedot sebul dapat makin menyebar luas di Indonesia. 

*Pantang Pulang Sebelum Sedot Sebul* 

hahahahahah....:D

Salam Sedot Sebul!




Saturday, January 4, 2014

From Jogja with Harmonica...

Yup!
Liburan Natal yang lalu saya berkesempatan untuk pergi ke Jogja, walau tak lama, hanya sekitar 3 hari saja. Tanpa banyak pikir, segera menghubungi beberapa teman pencinta harmonika yang ada di Jogja, maupun yang sedang pergi ke Jogja, tentu saja untuk melakukan kopdar, alias kopi darat.

Kopdar tersebut mengambil tempat di sebuah angkringan yang terletak di depan kantor harian Kedaulatan Rakyat, dan lebih dikenal dengan nama "Angkringan KR". Tongkrongan ini terletak di Jl. Mangkubumi, yang masih segaris dengan Jl. Malioboro, namun terpisah oleh rel kereta api Stasiun Tugu.

Agak repot juga mencari tempat nongkrong, karena malam itu masih dalam suasana liburan, sehingga tikar-tikar yang tersedia pun penuh sesak. Untung saja kami menemukan satu "kapling" yang kosong, dan langsung kami tempati. Yang jadi masalah adalah mencari orang-orang yang hendak datang. Ya, karena kami belum pernah saling bertemu, hanya lewat FB saja. Kecuali Sunu, yang asli Jogja namun sedang berdomisili di Jakarta dan sering nongkrong bareng saya (lihat video-video saya saat jamming bersamanya).

Namun ada satu orang yang kreatif memberikan tanda. Dia duduk di pinggir trotoar, dan membunyikan harmonikanya keras-keras. Sontak saja kami langsung mengenalinya. Hahahaha...sebuah cara yang ampuh untuk memanggil "kawanan" pencinta harmonika.
Dengan adanya 1 tambahan orang lagi, kami nongkrong berempat.

Kami bicara ngalor ngidul sambil menyantap nasi kucing ala angkringan, dan berdiskusi soal harmonika tentunya. Tak ketinggalan jamming bersama, yang sama sekali tak mengindahkan kaidah "solo jamming" ...hahahaha....Tak apalah, namanya juga masih amatir.

Namun yang menarik adalah saat kami menyaksikan salah seorang rekan menunjukkan sebuah alat sederhana untuk merekam permainan harmonikanya sendiri. Alat unik tersebut terbuat dari bahan sederhana yang mudah didapatkan. Lumayan ampuh juga, karena alat tersebut ditempelkan pada sebuah smartphone yang berfungsi sebagai perekamnya.



Singkat kata, pertemuan malam itu sungguh "guyub" (akrab) dan dipenuhi dengan canda tawa plus obrolan serius seputar harmonika. Mungkin yang datang hanya 4 orang, namun saya punya mimpi dan keyakinan, lain waktu peserta kopdar pasti akan lebih banyak lagi. Maklum, kopdar yang satu ini boleh dibilang agak dadakan.

Yah, saya berharap sih, para pencinta harmonika yang ada di Jogja dan sekitarnya dapat segera mewujudkan pertemuan rutin mereka.
Tentu saja saya juga ingin ikut bergabung...hehehhee......*asal dapat liburnya*.....:p

Terima kasih kepada mas Sunu, mas Mujib dan mas Rifai yang bersedia hadir dalam kopdar malam itu. Ke depannya, semoga virus sebul sedot dapat semakin meracuni masyarakan Jogja juga.

Lanjutkan!!!!

Salam Sedot Sebul

Wednesday, January 1, 2014

Hohner Golden Melody

Suara Emas!

Yak, dua kata itulah yang kira-kira dapat menggambarkan produk Hohner yang bernama Golden Melody.
Harmonika diatonik yang satu ini memiliki bentuk unik, cenderung retro ala tahun 1950an, tak memiliki ujung persegi, tapi justru membulat.

Sesuai dengan namanya, Golden Melody memang dibuat sebagai harmonika yang digunakan untuk memainkan peran sebagai "lead melody". Buktinya, Golden Melody memiliki jenis tuning yang Equal Temperament, artinya, bila diukur secara rinci, frekuensi setiap nadanya sangat presisi (tak seperti harmonika diatonik yang lain, yang memiliki tuning Just Intonation, yang frekuensinya tidak pas betul, tapi justru lebih enak untuk memainkan kord).Tapi bukan berarti Hohner Golden Melody tak bisa digunakan untuk bermain Blues. Cuma memang masih kalah "kotor" bila dibanding dengan seri Marine Band.

Kalau boleh memberikan sedikit ulasan, Golden Melody memiliki airtightness yang yahud. Mungkin inilah sebabnya orang sampai bilang Golden Melody sangat mungkin di-overblow tanpa harus di-gapping (padahal sampai sekarang saya masih belum bisa juga...hahahahha....).

Frekuensi yang presisi memang enak untuk memainkan melodi-melodi yang cenderung jazzy. Karakter suaranya kadang menurut saya agak mirip dengan saksofon.Cukup keras walau tak se"nakal" karakter suara harmonika dengan comb kayu. Dilengkapi dengan comb plastik warna merah, Golden Melody memiliki kualitas khas Hohner yang memang tak bisa diingkari.
Beberapa pemain harmonika kelas dunia menggunakan harmonika jenis ini, antara lain Buddy Greene, Todd Parrot, bahkan sobat kita Reyharp, juga menggunakannya.
Dengan harga kurang dari Rp. 500.000,-  saya rasa Golden Melody layak dimiliki setiap pemain harmonika.
Coba saja kalau tak percaya!