Seminggu kemudian, dia menepati janjinya untuk
memperlihatkan harmonikanya kepada saya. Saya sungguh senang ketika melihatnya,
karena harmonika yang dia miliki adalah sebuah harmonika Tremolo warna hitam,
buatan China, merk Hero. Ini mengingatkan kepada saya akan harmonika yang
pernah saya punyai semasa kecil dulu. Segera harmonika itu saya bawa pulang dan
saya bongkar sedikit untuk sekedar melihat bagian dalamnya.
Ternyata memang betul kata teman saya. Harmonika itu sudah
berumur dan kelihatan lama tak pernah
dipakai. Bagian dalamnya penuh dengan debu. O ya, komponen comb harmonika
tersebut terbuat dari kayu. Ketika hendak melepas reed plate-nya, saya baru
sadar bila reed plate itu tidak dipasang dengan menggunakan baut, tetapi dengan
paku. Akhirnya saya mengurungkan niat, dan hanya mencoba membersihkan setiap
lubang dengan kondisi reed plate masih terpasang pada comb.
Setelah selesai saya bersihkan, saya mencoba untuk
memainkannya. Beberapa reed nampaknya sudah mulai fals, maklum sudah berumur
dan lama tak dimainkan. Namun suara khas harmonika tremolo masih tetap terjaga.
Reed yang mulai fals saya diamkan saja, karena saya belum mempunyai pengalaman
melakukan Reed Tuning harmonika. Yah, paling tidak saya bisa berjumpa lagi
dengan “wafer” tremolo seperti yang pernah saya miliki dulu. Mungkin bila dulu
saya tak memiliki harmonika tremolo seperti itu, saya tak akan pernah merasa
jatuh cinta dengan harmonika. Jadi, yah, saya tetap menaruh hormat pada
harmonika seperti itu…hehehheeh….
No comments:
Post a Comment