Wednesday, July 24, 2013

Mein Name ist Jens Bunge!

Bagi para pemain harmonika, siapa yang tak kenal dengan nama Hohner? Yap! Hohner adalah produsen harmonika kelas dunia dari Jerman, dengan kualitas produknya yang tak diragukan lagi.

Telah banyak pula pemain harmonika, baik diatonik maupun kromatik yang menjadi endorsee Hohner. 

Salah satunya adalah Jens Bunge. Pemain harmonika kromatik top asal Jerman ini juga adalah salah satu endorsee Hohner. Bulan Juli ini, di tengah-tengah jadwalnya yang padat, Jens menyempatkan diri untuk mampir ke Indonesia, atas undangan salah seorang teman di grup Pencinta Harmonika.

Jens bersama Glen Dauna, Oele Pattiselano, Jeffrey Tahalele & Cendi Luntungan
Kunjungan ini adalah kunjungan pertama Jens ke Indonesia, namun sayangnya hanya berlangsung selama 3 hari, karena Jens juga harus segera bertolak ke Korea untuk menjadi juri salah satu festival harmonika di sana.

Di Jakarta, Jens Bunge diundang untuk tampil bersama beberapa pemusik Jazz terkenal Indonesia, antara lain : Glen Dauna, Oele Pattiselano, Jeffrey Tahalele, Cendi Luntungan dan Indra Dauna. Tak ketinggalan pula dua bintang baru harmonika Indonesia, yaitu Rega Dauna dan Reyharp. Saya beruntung dapat menonton penampilan mereka, yang diadakan di salah satu kafe di bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara. 

Keesokan harinya, setelah tampil, saya diminta tolong untuk menemani Jens melihat-lihat Jakarta (lebih tepatnya, dikerjain sama teman-teman Pencinta Harmonika, karena saya ini bukan tour guide dan bahasa Inggris saya amburadul!).

(ki-ka) : Reyharp, saya  & Rega
Sayang, karena pada hari itu macetnya parah, kami hanya sempat mengunjungi Monumen Nasional. Tapi Jens terlihat antusias melihat satu per satu diorama yang terdapat pada museum Monas di lantai dasar. Selepas dari Monas, kami pun mengajak Jens untuk menikmati makan siang. Menu yang dipilih oleh Jens adalah Sate dan Gado-gado! Diapun terlihat lahap menyantap makanannya. Yang lebih mengherankan, ternyata Jens dapat mengucapkan beberapa kata dalam bahasa Indonesia! Sering tampil di Asia, khususnya Singapura dan Malaysia, rupanya membuat Jens cukup fasih menyebutkan beberapa kata dalam bahasa Melayu, yang memang tak jauh beda dengan bahasa Indonesia.  "Terima kasih", begitu kata dia....Bahkan saat di Monas, Jens hendak ke toilet dan dia bertanya pada saya : "Di mana tandas (WC)?" Hahaha.....!

Jens Leaning on Monas...LoL
Sebagai seorang pemain harmonika kromatik kelas dunia, Jens Bunge sangatlah rendah hati dan sederhana. Tapi begitu melihat permainannya, sekejap dapat Anda lihat bahwa tingkat permainannya sangatlah luar biasa. Jens bercerita bahwa dulu dia terinspirasi oleh Stevie Wonder. Dia juga belajar kepada Toots Thielemans yang tersohor itu.

Dalam kesempatan kali ini, Jens juga memberikan apresiasi dan dorongan kepada para pemain harmonika di Indonesia, untuk lebih dapat sering bertemu, membuat forum, workshop, bahkan juga mengadakan festival harmonika. Sungguh suatu hal yang patut diwujudkan!


Berikut cuplikan penampilan Jens, dan juga sedikit dokumentasi saat dia berkunjung di Jakarta.


Ya, sungguh menyenangkan dapat bertemu Jens Bunge, walaupun cuma sebentar. Semoga tahun depan kami bisa bertemu kembali. Terima kasih kepada Jens Bunge yang telah menyempatkan waktu untuk mampir ke Indonesia!


SalamSedotSebul!

1 comment: