Januari 2015 merupakan bulan yang sangat menyenangkan buat
saya karena saya berkesempatan untuk dapat bertemu dengan teman-teman Pencinta
Harmonika yang ada di kota Jogja,di sela-sela perjalanan dinas saya.
saya karena saya berkesempatan untuk dapat bertemu dengan teman-teman Pencinta
Harmonika yang ada di kota Jogja,di sela-sela perjalanan dinas saya.
Harmonika Jogja adalah sebutan bagi komunitas pencinta
harmonika yang ada di kota Gudeg ini. Miriplah dengan Jakarta Harpist itu,
heheheh…Meski beberapa kali saya sudah pernah bertemu dengan teman-teman pencinta harmonika
yang di Jogja, namun kali ini ternyata bukan mereka yang saya temui.
harmonika yang ada di kota Gudeg ini. Miriplah dengan Jakarta Harpist itu,
heheheh…Meski beberapa kali saya sudah pernah bertemu dengan teman-teman pencinta harmonika
yang di Jogja, namun kali ini ternyata bukan mereka yang saya temui.
Saya kebetulan menginap di daerah Prambanan, yang letaknya
lumayan jauh dari kota Jogja. Tapi ada satu orang sobat harmonika yang kekeuh
mau menjemput saya, namanya bro Harry. Yang lebih edannya, dia ini nge-kost di
Solo, tapi tetap mau ikut kopdaran harmonika di Jogja! Bahkan ternyata, bersama
Pay (Satria Rifai), bro Harry termasuk salah seorang yang menggagas dimulainya
pertemuan rutin harmonika di Jogja. Luar biasa!
lumayan jauh dari kota Jogja. Tapi ada satu orang sobat harmonika yang kekeuh
mau menjemput saya, namanya bro Harry. Yang lebih edannya, dia ini nge-kost di
Solo, tapi tetap mau ikut kopdaran harmonika di Jogja! Bahkan ternyata, bersama
Pay (Satria Rifai), bro Harry termasuk salah seorang yang menggagas dimulainya
pertemuan rutin harmonika di Jogja. Luar biasa!
Nah, pada hari Minggu, 25 Januari 2015 yang lalu, ketika
kebetulan saya sedang “off”, saya dijemput Harry dan kami segera meluncur ke
TKP kopdar, yaitu di Taman Budaya. Letaknya di belakang pasar Beringharjo yang
terkenal itu. Jam menunjukkan pukul 3 sore dan hanya ada kami berdua, menunggu selama sekitar 30
menitan. Lalu muncul seseorang yang mengendarai motor dengan memanggul tas
gitar besar. Setelah diamat-amati, ternyata itu adalah masbro Akaa!
kebetulan saya sedang “off”, saya dijemput Harry dan kami segera meluncur ke
TKP kopdar, yaitu di Taman Budaya. Letaknya di belakang pasar Beringharjo yang
terkenal itu. Jam menunjukkan pukul 3 sore dan hanya ada kami berdua, menunggu selama sekitar 30
menitan. Lalu muncul seseorang yang mengendarai motor dengan memanggul tas
gitar besar. Setelah diamat-amati, ternyata itu adalah masbro Akaa!
Yak! Saya yakin beberapa dari Anda pernah melihatnya di
salah satu ajang lomba mencari bakat di televisi. Bila Anda penasaran, silakan
klik tautan ini untuk melihat cuplikannya di Youtube.
salah satu ajang lomba mencari bakat di televisi. Bila Anda penasaran, silakan
klik tautan ini untuk melihat cuplikannya di Youtube.
Berikutnya adalah pak Irwan, seorang pelukis sketsa yang
sangat berbakat. Dengan tampilannya yang khas dan unik, beliau segera menyambut
kami. Tak lama bergabung teman-teman lain seperti Tegar (dan pacarnya), Ardi
Youtube.
sangat berbakat. Dengan tampilannya yang khas dan unik, beliau segera menyambut
kami. Tak lama bergabung teman-teman lain seperti Tegar (dan pacarnya), Ardi
dan Enggal. Enggal inilah yang beberapa waktu lalu membuat film dokumenter
tentang harmonika sebagai satu persyaratan tugas kuliah dan diunggah diYoutube.
Seperti biasa, sedot sebul segera dilakukan! Dan setelah
sekitar 3 jam nongkrong, kami semua kelaparan. Sepakat untuk mencari makan,
kami pindah tempat dan meluncur ke arah Kantor Pos Besar, di utara alun-alun.
Yang dituju ternyata sebuah warung angkringan sederhana. Yah, namanya sedang
“guyub” (bahasa Jawa, artinya : akrab), di sela-sela makan malam dan
setelahnyapun kami masih saja sedot sebul, nyanyi-nyanyi dan ketawa-ketawa.
Terutama karena ada mas Akaa Mapan yang (asliiiii) kocak banget!!!!
sekitar 3 jam nongkrong, kami semua kelaparan. Sepakat untuk mencari makan,
kami pindah tempat dan meluncur ke arah Kantor Pos Besar, di utara alun-alun.
Yang dituju ternyata sebuah warung angkringan sederhana. Yah, namanya sedang
“guyub” (bahasa Jawa, artinya : akrab), di sela-sela makan malam dan
setelahnyapun kami masih saja sedot sebul, nyanyi-nyanyi dan ketawa-ketawa.
Terutama karena ada mas Akaa Mapan yang (asliiiii) kocak banget!!!!
Seusai makan, tiba-tiba ada ide untuk pindah tempat (lagi!)
ke Nol Kilometer. Nol Kilometer yang dimaksud adalah ujung jalan Malioboro,
persis di perempatan lampu merah Kantor Pos Besar dan Benteng Vredenburg. Lokasi itu sangat ramai dengan orang-orang
yang sedang nongkrong, meski hujan baru saja reda. Nah, di situlah kami punya
ide untuk membuat satu video singkat, merekam semua peserta kopdar yang sedang
bermain harmonika. Berikut ini videonya.
ke Nol Kilometer. Nol Kilometer yang dimaksud adalah ujung jalan Malioboro,
persis di perempatan lampu merah Kantor Pos Besar dan Benteng Vredenburg. Lokasi itu sangat ramai dengan orang-orang
yang sedang nongkrong, meski hujan baru saja reda. Nah, di situlah kami punya
ide untuk membuat satu video singkat, merekam semua peserta kopdar yang sedang
bermain harmonika. Berikut ini videonya.
Tak terasa sudah jam 10 malam! Karena esoknya saya masih
harus bekerja lagi, maka saya segera pamit. Sedih juga ketika harus mengakhiri
keakraban dan kehangatan bersama teman-teman Pencinta Harmonika di Jogja. Namun di mana ada pertemuan, di situ juga
pasti ada perpisahan. Sungguh bersyukur saya berkesempatan untuk bertemu dengan
mereka. Melalui artikel ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
untuk sobat-sobat Harmonika Jogja yang telah menerima saya dengan hangat.
Terima kasih untuk Pak Irwan, Tegar, Ardi, Enggal dan mas Akaa. Terima kasih
special untuk Harry yang sudah bersedia mengantarjemput saya, meski dia sendiri
berdomisili di SOLO!
harus bekerja lagi, maka saya segera pamit. Sedih juga ketika harus mengakhiri
keakraban dan kehangatan bersama teman-teman Pencinta Harmonika di Jogja. Namun di mana ada pertemuan, di situ juga
pasti ada perpisahan. Sungguh bersyukur saya berkesempatan untuk bertemu dengan
mereka. Melalui artikel ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
untuk sobat-sobat Harmonika Jogja yang telah menerima saya dengan hangat.
Terima kasih untuk Pak Irwan, Tegar, Ardi, Enggal dan mas Akaa. Terima kasih
special untuk Harry yang sudah bersedia mengantarjemput saya, meski dia sendiri
berdomisili di SOLO!
Wow, semuanya spesial dan saya tak bisa berkata-kata lebih
banyak lagi! Semoga pertemuan rutin Harmonika Jogja terus berlangsung dan makin
dapat membuat sobat semua saling melengkapi dalam belajar memainkan harmonika.
banyak lagi! Semoga pertemuan rutin Harmonika Jogja terus berlangsung dan makin
dapat membuat sobat semua saling melengkapi dalam belajar memainkan harmonika.
Terima kasih Harmonika Jogja, dan sampai jumpa lagi!!!
Salam Sedot Sebul!