Tuesday, March 19, 2013

Cinta pada Pendengaran Pertama :p

Sebenarnya sejak kecil saya sudah tak asing lagi dengan yang namanya harmonika.
Orang tua saya pernah membelikan saya harmonika buatan Cina. Saya lupa merknya, namun yang pasti, warnanya merah, dan "comb"nya terbuat dari kayu.
Waktu itu saya anggap harmonika tersebut hanyalah sebuah mainan. Tak lebih!
Sampai kira-kira 23 atau 24 tahun kemudian, saya tak sengaja menemukan kaset lagu rohani yang berjudul :
"Worship Without Words-Simple Praise" di sebuah toko kaset. Album ini berisi lagu-lagu rohani yang dibawakan secara instrumental. Sebetulnya saja tak terlalu berminat membelinya, namun ketika melihat ada gambar harmonika pada sampul depannya, maka saya memutuskan untuk membelinya.

Sesampainya di rumah, saya segera putar kaset tersebut, dan.....sebuah kejutan menggoncang saya!!!
Saya seperti tersihir begitu mendengar alunan suara harmonika yang menjadi lead melody dalam semua lagu di kaset itu. Suara yang khas, yang masuk ke dalam telinga saya dan mengendap di dalam otak saya.
Benar-benar seperti terkena efek hipnotis!

Kaset tersebut saya putar berulang-ulang, dan semakin lama saya makin hanyut dalam sihir harmonika itu.
Belakangan saya baru tahu pemusik yang memainkan harmonika dalam album tersebut. Dia adalah Buddy Greene, seorang seniman musik berbakat dari Amerika Serikat, yang mempunyai kemampuan luar biasa dalam memainkan harmonika. Saya juga baru tahu jenis harmonika yang dia gunakan, yaitu harmonika diatonik. Saya tak menyangka, alat musik sekecil itu bisa membuat suara yang sangat menyihir saya.

Sejak saat itu, saya mempunyai keinginan yang menggebu-gebu untuk belajar harmonika, khususnya harmonika diatonik. Sejak saat itu pula saya mengerti, ternyata ada bermacam-macam jenis harmonika, seperti misalnya, harmonika diatonik, kromatik, tremolo (jenis inilah yang ternyata saya miliki ketika saya kecil), harmonika bass, dan lain-lain.

Jadi, kalau bukan karena Buddy Greene, mungkin saya tak akan pernah tahu kekuatan musik dan sihir yang ada di dalam alat musik yang namanya harmonika.

...dan meskipun mungkin saya baru mengenal harmonika (kembali) saat saya sudah tak lagi remaja, saya tak menyesalinya. Tak ada kata terlambat bukan?

:)


No comments:

Post a Comment